เงื่อนไขและค่าสเปรดที่ดีที่สุดของเรา

Harga emas (XAU/USD) diperdagangkan dengan nyaman di atas level psikologis $3.000 untuk hari kedua berturut-turut pada hari Rabu, meskipun tetap di bawah swing high hari sebelumnya. Ketidakpastian yang terus berlanjut mengenai rencana tarif timbal balik yang disebut-sebut oleh Presiden AS Donald Trump untuk minggu depan terus mendukung bullion safe-haven. Sementara itu, para pembeli Dolar AS (USD) tetap defensif di tengah data makro AS yang mengecewakan pada hari Selasa dan ternyata menjadi faktor lain yang bertindak sebagai pendorong bagi logam mulia ini.
Menambah hal ini, meningkatnya taruhan bahwa Federal Reserve (Fed) akan segera melanjutkan siklus pemangkasan suku bunga di tengah kekhawatiran resesi AS memberikan dukungan tambahan bagi harga emas yang tidak memberikan imbal hasil. Namun, nada risiko yang umumnya positif bertindak sebagai penghalang bagi pasangan XAU/USD yang merupakan safe-haven. Para pedagang juga memilih untuk menunggu rilis Indeks Harga Belanja Konsumsi Pribadi (PCE) AS sebelum memposisikan diri untuk kenaikan lebih lanjut. Meskipun demikian, latar belakang fundamental menunjukkan bahwa jalur yang paling mungkin bagi bullion adalah ke sisi atas.
Dari perspektif teknis, ketahanan bullish di dekat level $3.000 dan pergerakan naik berikutnya, bersama dengan osilator positif pada grafik harian, menunjukkan bahwa jalur yang paling mungkin bagi harga emas adalah ke sisi atas. Beberapa aksi beli lebih lanjut di atas swing high semalam, di sekitar area $3.036, akan menegaskan kembali prospek konstruktif dan mengangkat pasangan XAU/USD menuju puncak sepanjang masa, di sekitar zona $3.057-3.058 yang disentuh minggu lalu.
Di sisi sebaliknya, level $3.000 harus terus melindungi sisi bawah langsung untuk harga emas dan bertindak sebagai titik kunci. Penembusan yang meyakinkan di bawah level ini dapat memicu beberapa penjualan teknis dan menyeret pasangan XAU/USD ke wilayah $2.982-2.978. Penurunan korektif dapat meluas lebih jauh menuju support relevan berikutnya di dekat titik pertemuan resistance $2.956-2.954.
Emas telah memainkan peran penting dalam sejarah manusia karena telah banyak digunakan sebagai penyimpan nilai dan alat tukar. Saat ini, selain kilaunya dan kegunaannya sebagai perhiasan, logam mulia tersebut secara luas dipandang sebagai aset safe haven, yang berarti bahwa emas dianggap sebagai investasi yang baik selama masa-masa sulit. Emas juga secara luas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan terhadap mata uang yang terdepresiasi karena tidak bergantung pada penerbit atau pemerintah tertentu.
Bank-bank sentral merupakan pemegang Emas terbesar. Dalam upaya mereka untuk mendukung mata uang mereka di masa sulit, bank sentral cenderung mendiversifikasi cadangan mereka dan membeli Emas untuk meningkatkan kekuatan ekonomi dan mata uang yang dirasakan. Cadangan Emas yang tinggi dapat menjadi sumber kepercayaan bagi solvabilitas suatu negara. Bank sentral menambahkan 1.136 ton Emas senilai sekitar $70 miliar ke cadangan mereka pada tahun 2022, menurut data dari World Gold Council. Ini merupakan pembelian tahunan tertinggi sejak pencatatan dimulai. Bank sentral dari negara-negara berkembang seperti Tiongkok, India, dan Turki dengan cepat meningkatkan cadangan Emasnya.
Emas memiliki korelasi terbalik dengan Dolar AS dan Obligasi Pemerintah AS, yang keduanya merupakan aset cadangan utama dan aset safe haven. Ketika Dolar terdepresiasi, Emas cenderung naik, yang memungkinkan para investor dan bank sentral untuk mendiversifikasi aset-aset mereka di masa sulit. Emas juga berkorelasi terbalik dengan aset-aset berisiko. Rally di pasar saham cenderung melemahkan harga Emas, sementara aksi jual di pasar yang lebih berisiko cenderung menguntungkan logam mulia ini.
Harga dapat bergerak karena berbagai faktor. Ketidakstabilan geopolitik atau ketakutan akan resesi yang parah dapat dengan cepat membuat harga Emas meningkat karena statusnya sebagai aset safe haven. Sebagai aset tanpa imbal hasil, Emas cenderung naik dengan suku bunga yang lebih rendah, sementara biaya uang yang lebih tinggi biasanya membebani logam kuning tersebut. Namun, sebagian besar pergerakan bergantung pada perilaku Dolar AS (USD) karena aset tersebut dihargakan dalam dolar (XAU/USD). Dolar yang kuat cenderung menjaga harga Emas tetap terkendali, sedangkan Dolar yang lebih lemah cenderung mendorong harga Emas naik.